Rabu, 30 Juni 2010

Bandeng Tanpa Duri

Bandeng merupakan makanan penting di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (kurang lebih tujuh spesies sudah punah).
Bandeng muda (disebut nener) dikumpulkan dari sungai-sungai dan diternakkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Setelah cukup besar bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus atau diasap.
Ikan bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak.
Kelemahan bandeng ada dua: dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang berbau 'lumpur'/'tanah'.

Duri bandeng
Duri bandeng sebenarnya adalah tulang dari bandeng. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Bandeng mempunyai cita rasa yang spesifik dan banyak digemari oleh masyarakat banyak namun dibalik prospek tersebut ikan bandeng mempunyai kelemahan yaitu terdapatnya duri-duri yang banyak yang tersebar diseluruh bagian daging.

Bandeng tanpa duri
Untuk mengantisipasi dari kendala-kendala di atas maka proses pengolahan bandeng tanpa duri merupakan altematif yang sangat tepat, yaitu dengan melalui proses pembuangan sisik, pembelahan, pencucian, pencabutan duri dan pengemasan.

Bandeng Juwana tidak bau lumpur
Secara umum bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang diambil dari tambak, tetapi hal ini tidak terjadi khusus untuk bandeng juwana.